Padaabad pertengahan (6-15 M) kehidupan sosial dan spiritual masyarakat barat dikuasai oleh seorang * a. Paus. b. Presiden. c. Raja. d. Misionaris. e. Jenderal . Wawasan nusantara yang sebagai sebuah pedoman untuk perwujudan cita-cita serta mencapai tujuan nasional didalam kehidupan berbangsa serta bernegara memiliki fungsi kedalam yakni
Cita-cita mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik materi maupun spiritual menjadikan Pancasila sebagai? Dasar negara Sumber hukum Falsafah hidup Cita-cita dan tujuan negara Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah D. Cita-cita dan tujuan negara. Dilansir dari Ensiklopedia, cita-cita mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik materi maupun spiritual menjadikan pancasila sebagai Cita-cita dan tujuan negara. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Dasar negara adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. Sumber hukum adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban C. Falsafah hidup adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban D. Cita-cita dan tujuan negara adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah D. Cita-cita dan tujuan negara. Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah. 9 Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan Bangsa Indonesia. Seperti yang telah kita ketahui bahwa pancasila telah jelas termuat di pembukaan UUD 1945. Jadi Cita- cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia yaitu masyarakat adil dan makmur yang merata secara materil dan spiritual yang berdasarkan Pancasila. 10. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Kualitas Insan Cita dalam Mewujudkan Masyarakat Adil Makmur di Era Revolusi Industri dan Masyarakat Muhammad Ridha Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI adalah sebuah organisasi kemahasiswaan sekaligus organisasi kader yang berasaskan Islam dan bertujuan untuk terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah subhanahu wa ta’ala PB HMI, 2021. Untuk memastikan tercapainya tujuan tersebut, HMI memberikan fasilitas kepada seluruh kadernya berupa patner, sarana dan prasarana untuk membelajarkan serta melatih diri agar tiap-tiap kadernya menjadi insan yang berwawasan luas, kreatif, inovatif, berkarakter serta memiliki kepedulian dan tanggung jawab sosial yang tinggi kepada masyarakat atau dalam istilah HMI disebut dengan insan yang berkualitas insan cita. Insan cita merupakan sosok ideal seorang kader HMI, entah kader tersebut seorang anggota biasa merangkap pengurus dalam organ HMI ataupun sekedar anggota biasa bukan pengurus. Oleh karena itu, sebagai organisasi kader, fokus utama kegiatan dalam HMI bukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya seremonial, melainkan kegiatan-kegiatan yang bertujuan menumbuhkan kesadaran untuk aktif membelajarkan diri sendiri, berkreasi, melakukan kegiatan-Disampaikan pada kegiatan Latihan Kader II HMI Cabang Banjarbaru tanggal 15 Oktober 2021 Penulis adalah dosen pada Universitas Islam Negeri UIN Antasari Banjarmasin, pernah mengikuti Latihan Kader I HMI Komisariat Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin, Latihan Kader II HMI Cabang Tenggarong tahun 2011 dan Latihan Kader III Badko HMI Jawa Timur tahun 2015 AkademisPenciptaPengabdiBernafaskan IslamBertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT kegiatan sosial, menjadi teladan karakter serta memiliki visi ke depan tentang masyarakat ideal yang ingin diwujudkan. Di era revolusi industri yang tengah mengarah ke revolusi industri dewasa ini, pemaknaan tentang kualitas insan cita pun mengalami perubahan dan penyesuaian. Kualitas akademis bukan lagi hanya dinilai berdasarkan indikator gelar akademik sarjana, magister, doktor saja, namun lebih pada karya yang mampu diwujudkan sebagai bukti yang nyata. Misalnya karya ilmiah berupa buku, artikel jurnal, opini solutif, dan sebagainya. Begitu juga dengan kualitas cita lainnya. Problematika zaman sebagai dampak dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta kebutuhan dan kecenderungan masyarakat dewasa ini mengharuskan kader HMI untuk adaptif. Kualitas insan cita yang dirumuskan HMI pada hakikatnya bertujuan untuk menjawab persoalan atau minimal memberikan tawaran solusi atas berbagai problematika yang dihadapi umat dan bangsa. Oleh karena itu, menurut hemat penulis, pemaknaan lima kualitas insan cita sesuai dengan situasi dan kondisi sekarang dan masa yang akan datang merupakan suatu keharusan. Dalam tafsir tujuan HMI disebutkan bahwa indikator lima kualitas insan cita adalah sebagai berikut Kualitas Insan Akademis meliputi a Berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, berpikir rasional, objektif, dan kritis; b Memiliki kemampuan teoritis dan mampu memformulasikan apa yang diketahui dan dirahasiakan serta selalu bersikap dan menghadapi suasana sekelilingnya dengan penuh kesadaran; dan c Sanggup berdiri sendiri dengan ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni, baik secara teoritis maupun praktis dan sanggup bekerja secara ilmiah, yaitu secara bertahap, teratur, dan mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan PB HMI, 2021 Penjelasan sebagaimana tertuang dalam tafsir tujuan tersebut menghendaki agar kader HMI tidak hanya berwawasan luas, namun juga terampil serta mampu memberdayakan pengetahuan dan keterampilannya tersebut untuk menjalani kehidupan sekaligus menghadapi berbagai tantangan yang ada disekelilingnya dengan penuh kesadaran. Hal itu mengisyaratkan bahwa bentuk nyata dari kualitas insan akademis yang diharapkan dari diri kader HMI adalah menjadi seorang sarjana yang dibuktikan dengan gelar akademik atau sertifikat keahlian dan sejenisnya. Selain itu, mampu melahirkan karya-karya akademis berupa opini solutif, kritik konstruktif, dan pernyataan atau sikap yang berdasarkan atas data yang valid dan jelas. Akademis dalam pengertian mampu mendayagunakan kemampuan kognitif meliputi kemampuan berpikir kritis, memecahkan persoalan yang kompleks, berpikir analitis, memilah dan memilih informasi valid dan relevan dari kumpulan informasi yang melimpah, mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan pada konteks yang berbeda-beda, dan membelajarkan diri sendiri Dondi dkk., 2021; World Economic Forum, 2020. Kualitas Insan Akademis dan Pencipta meliputi a sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang sudah ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari apa yang Ada yaitu, Allah. Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaruan; b Bersikap independen, terbuka dan tidak isolatif, sehingga potensi kreatifnya dapat berkembang dan menghasilkan karya yang indah; dan c Memiliki kemampuan akademis dan mampu melaksanakan kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran Islam PB HMI, 2021 Kader HMI tidak hanya dituntut untuk memiliki wawasan yang luas dan terampil, namun juga berdaya cipta atau kreatif dan inovatif. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dituntut untuk diberdayakan dalam rangka mengungkap hal baru, meningkatkan dan mengembangkan yang sudah ada agar menjadi semakin optimal. Dengan kata lain, kader HMI dituntut untuk selalu terlibat aktif dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta gagasan solutif guna kemaslahatan umat dan bangsa. Kualitas Insan akademis, pencipta dan pengabdi meliputi a Ikhlas dan sanggup berkarya untuk kepentingan umat dan bangsa; b Sadar membawa tugas sebagai insan pengabdi, bukan hanya mampu membuat dirinya pribadi menjadi baik, namun juga membuat sekelilingnya menjadi baik dan c Insan akademis, pencipta, pengabdi adalah insan yang sungguh-sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan umat dan bangsa PB HMI, 2021 Mengabdi bermakna mendayagunakan segala sumber daya, baik pengetahuan, keterampilan, waktu, tenaga dan dana untuk kemaslahatan umat dan bangsa. Pengabdian merupakan fitrah bagi kader HMI. Hal itu tertuang jelas dalam tujuan awal didirikannya HMI yang menghendaki agar HMI memiliki tanggungjawab dan kepedulian sosial yang tinggi terhadap kondisi keumatan dan kebangsaan. Oleh karena itu, keharusan kader HMI untuk memperbaiki diri, meningkatkan iman, ilmu dan amal yang dimilikinya secara langsung berjalan berkelindan dengan ikhtiarnya memenuhi tanggungjawab untuk mewujudkan kebaikan umat dan bangsa. Mengabdi tidak selalu harus turun langsung ke tengah-tengah masyarakat dalam kegiatan bakti sosial, namun pengabdian dapat juga dilakukan secara tidak langsung. Di era revolusi industri sekarang, misalnya mengabdi secara digital melalui unggahan konten-konten positif dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa atau mewudkan ruang digital yang kondusif. Kualitas insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam meliputi a Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola pikir dan tingkah lakunya tanpa memakai label Islam. Islam akan menjadi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai universal Islam. Dengan kata lain, Islam telah menjadi nafas dan jiwa atas karyanya; b Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity personality” dalam dirinya. Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang utuh, terhindar dari split personality, tidak ada dilemma antara statusnya sebagai warga negara sekaligus sebagai muslim. Kesuksesan pembangunan nasional dimaknai sebagai kesuksesan perjuangan umat Islam di Indonesia dan sebaliknya. Kader HMI diharuskan mampu mewujudkan dirinya sebagai teladan dalam bersikap, bertingkah laku dan bertutur kata, baik secara fisik, maupun secara digital dalam bentuk unggahan video, story, status, maupun caption dan komentar. Kader HMI tidak harus menjadi seorang influencer atau trendsetter, tapi minimal menjadi teladan bagi orang-orang di sekitarnya, baik teladan dalam keilmuan, keimanan maupun karakter. Kualitas Insan yang bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridha’i Allah Swt meliputi a Insan akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridha’i Allah Swt; b Berwatak sanggup memikul akibat-akibat dari perbuatannya dan sadar dalam menempuh jalan yang benar serta memiliki keberanian moral; c Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis; d Bertanggungjawab, takwa kepada Allah Swt dan tergugah untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang untuk mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Swt; e Evaluatif dan selektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur; f Percaya pada diri sendiri, dan sadar akan kedudukannya sebagai khalifah Allah fi al Ardh yang harus melaksanakn tugas-tugas adil makmur yang diridha’i Allah Swt merupakan gambaran masyarakat ideal versi HMI yang harus diikhtiarkan terwujud oleh seluruh kader, bahkan para alumninya. Keinginan untuk mewujudkan kebaikan bagi umat dan bangsa harus menjadi motif bagi tiap-tiap kader HMI dalam membelajarkan diri, beraktivitas dan berkarya. Oleh karena itu, tiap-tiap kader HMI harus memiliki gambaran jelas tentang suatu masyarakat ideal yang diharapkan dan ingin diwujudkan. Tanpa itu, maka proses kaderisasi dan segala bentuk kegiatan yang dilakukan menjadi tanpa makna. Pertanyaanya adalah 1 Apa yang anda ketahui tentang problematika yang tengah dihadapi oleh umat dan bangsa sekarang? 2 Masyarakat adil makmur seperti apa yang ingin anda wujudkan? dan 3 apa ikhtiar yang telah anda lakukan untuk bisa mewujudkan masyarakat adil makmur versi anda tersebut? HMI hanyalah salah satu dari banyaknya organisasi yang bergerak untuk memberdayakan masyarakat, membantu masyarakat dan memastikan kebaikan masyarakat. Bahkan, tidak sedikit kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakat hari ini hanya dimotori oleh satu orang, sebut saja influencer yang memiliki kepedulian dan rasa tanggungjawab terhadap situasi dan kondisi masyarakat. Pengetahuan yang jelas tentang situasi dan kondisi yang tengah dihadapi masyarakat dewasa ini penting sebagai langkah awal untuk merumuskan solusi dan aksi nyata yang berorientasi pada terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Swt Wallahu a’lamu bisshawab Wabillahittaufiq wal Hidayah Wassalamu’alaikum wr. Wb ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.Emil Salim, 1982). Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan kemerdekaan bangsa, dan motivasi fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur. Adapun indikator-indikator kemiskinan antara lain:
5 Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia. Setiap sila dari Pancasila merupakan acuan dan langkah dalam mencapai tujuan bangsa. Pancasila sebagai cita-cita bangsa memiliki fungsi untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. 6. Pancasila sebagai Satu-Satunya Asas dalam Kehidupan Berbangsa dan BernegaraMenghimpunpersamaan sikap politik dan kehendak untuk mencapai cita-cita dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur, material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945; 2. Mempertahankan, mengemban, mengamalkan, dan membela Pancasila serta berorientasi pada program pembangunan di segala bidang tanpa Dansaat ini kita akan jelaskan makna alinea pertama pembukaan UUD 1945. UUD 1945 sendiri disahkan negara oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945. UUD 1945 berperan penting dalam memberikan hak-hak seluruh warga negara dari berbagai lapisan masyarakat. Maka dari itu, penting untuk semua masyarakat Indonesia 6ckjFJ7.